Dianggap mengekspos pornografi, film Dewi Perssik yang berjudul PAKU KUNTILANAK diprotes oleh Gerakan Pembela Tanah Air (Gerakan PETA). Mereka pun meminta kepada pemerintah untuk menarik Film PAKU KUNTILANAK dan Film DARAH PERAWAN BULAN MADU, yang kini beredar di bioskop tanah air. Kedua film itu lebih banyak mengedepankan unsur erotisme ketimbang nilai tinggi sebuah karya seni.
Film PAKU KUNTILANAK produksi Maxima Pictures terlihat jelas Dewi Perssik beradegan telanjang, bahkan (maaf) puting dadanya terlihat jelas. Dalam film DARAH PERAWAN BULAN MADU produksi Sentra Films terdapat banyak adegan vulgar.
Kedua film tersebut menurut Ketua Umum Gerakan Pembela Tanah Air (Gerakan PETA) H. Agus Wahyudin sangat merusak moral bangsa. Jika kedua film itu tidak ditarik dari peredaran, maka besok akan lebih banyak film porno yang akan diproduksi oleh sineas negeri ini.
"Kami minta kepada pemerintah untuk menarik dua film itu dari peredaran. Sebab kedua film jelas telah memperlihatkan adegan porno. Apalagi kedua film itu beredarnya menjelang bulan suci Ramadhan," papar Agus Wahyudin.
Jika kedua film itu tidak ditarik, masih katanya, para sineas pada masa mendatang akan lebih berani lagi membikin film mesum. "Produser harus dibikin jera, kalau tidak, film berbau pornografi akan banyak diproduksi," ujarnya.
Kritikan senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gerakan PETA, Ahmad Merizal Sutomo. Menurutnya, kalau tahun 80-an, film nasional banyak berbau film porno karena adanya monopoli perfilman.
"Tahun 80-an, banyak film adegan mesum dan nyaris porno karena adanya monopoli dalam impor film dan pengusaha bioskop waktu itu. Sekarang kondisi tidak ada, semua film dapat beredar di semua bioskop negeri ini. Jadi sineas tak perlu membikin film bau seks untuk melawan film asing," paparnya. Kapanlagi.com(kpl/mai/bun)
Komentar :
Post a Comment